Server STB – Performa Jaringan Fixed Broadband di Indonesia Semakin Tertinggal dari Rekan-rekannya di Satu Kawasan.
Indonesia menempati peringkat ke-114 pada Speedtest® Global IndexTM untuk median kecepatan unduh tetap (fixed download), berdasarkan data Mei 2022. Menurut Speedtest Intelligence, kecepatan fixed broadband di negara ini telah meningkat selama setahun terakhir, dari median kecepatan unduh 17,37 Mbps pada Maret 2021 menjadi 21,23 Mbps pada Maret 2022. Kecepatan unggah fixed broadband di pasar telah meningkat dengan margin yang lebih besar, dari 4,95 Mbps pada Maret 2021, menjadi 9,73 Mbps pada Maret 2022. Namun, sebagaimana pasar selulernya, dan meskipun lintasannya membaik, performa fixed broadband Indonesia terus tertinggal dari banyak rekannya disatu kawasan
Mengamati performa selama tahun 2021 di pasar Asia Tenggara, kesenjangan performa yang cukup besar terus terjadi antara Singapura dan Thailand dibandingkan dengan rekan-rekan keduanya di satu kawasan, dimana keduanya mencapai median kecepatan unduh tetap (fixed download) lebih dari 150 Mbps selama K4 2021. Juga terjadi perbedaan performa antara Malaysia (75,91 Mbps), Vietnam (67,91 Mbps), dan Filipina (47,50 Mbps). Dari keempat pasar yang tersisa, Brunei dan Laos kecepatannya nyaris 30 Mbps, sementara Indonesia dan Kamboja menjadi pasar fixed-line yang paling lambat, dengan median kecepatan unduh masing-masing 20,08 Mbps dan 18,89 Mbps.
Kami menggunakan data dari Speedtest Intelligence untuk mengevaluasi performa fixed broadband di Indonesia selama K3-K4 2021. Analisis kami memeriksa kecepatan fixed broadband ditingkat negara dan penyedia. Kami juga memeriksa performa Wi-Fi sebagai subset dari total sampel fixed broadband untuk menilai kecepatan yang dikirimkan keperangkat pengguna akhir dan melihat pangsa sampel yang menggunakan router yang mendukung 5 GHz melalui Wi-Fi.
Semakin banyak operator diseluruh dunia yang menawarkan solusi jaringan rumah untuk membantu meningkatkan kecepatan dan jangkauan Wi-Fi di dalam rumah. Di Indonesia, First Media, Biznet, dan MyRepublic menawarkan solusi jaringan mesh, sedangkan beberapa ISP juga menawarkan opsi untuk melakukan upgrade ke router yang mendukung jalur (band) 5 GHz. Dengan jalur ini, bandwidth saluran yang dihasilkan menjadi lebih besar dan gangguan yang ditimbulkan pun biasanya lebih rendah daripada Wi-Fi di jalur (band) 2,4 GHz, yang memungkinkan peningkatan performa untuk aktivitas bandwidth tinggi seperti bermain game dan streaming konten video definisi tinggi.
Mencermati distribusi sampel Speedtest untuk fixed Wi-Fi yang berjalan pada koneksi Wi-Fi 2,4 GHz versus koneksi Wi-Fi 5 GHz, pemimpin di kawasan ini, Singapura dan Thailand, berikut Malaysia, menjadi satu-satunya pasar didaftar ini yang mayoritas sampelnya tercatat menggunakan 5 GHz. Indonesia kembali berada diurutan terakhir dengan koneksi 5 GHz yang hanya menyumbang 22% sampel.
Metodologi statistik kami menetapkan ambang batas minimal 3% sampel bagi operator agar dapat dipertimbangkan sebagai penyedia teratas dan bagian dari analisis kami. Dengan menggunakan metodologi ini, Biznet menjadi operator fixed broadband tercepat untuk median kecepatan unduh dan unggah selama K3-K4 2021, disusul oleh My Republic. Biznet meraih hasil yang hampir simetris dari kecepatan unduh 40,85 Mbps dan kecepatan unggah 39,29 Mbps, sedangkan My Republic mencapai kecepatan unduh 34,27 Mbps dan kecepatan unggah 21,93 Mbps. Hingga Mei 2022, jaringan fiber optik Biznet meluas hingga mencapai total lebih dari 64.000 km, dengan jaringan aksesnya saat ini yang mencakup lebih dari 1,46 juta rumah tangga. Untuk bersaing lebih agresif dengan layanan IndiHome Telkom, Biznet meluncurkan layanan IPTV pada Februari 2020. Dua ISP nasional lainnya, Telkom dan First Media, tertinggal, yang masing-masing mencapai median kecepatan unduh 18,91 Mbps dan 16,54 Mbps.
Mencermati pemisahan sampel dari koneksi Wi-Fi 2,4 GHz versus koneksi Wi-Fi 5 GHz, terlihat adanya perbedaan antarpemimpin pasar, antara Biznet dan MyRepublic serta First Media dan Telkom. Namun, keempat operator fixed broadband tersebut mencatat lebih dari 70% tes menggunakan koneksi Wi-Fi 2,4 GHz. Jika kita mengamati performa Wi-Fi di Indonesia sebagai bagian dari total sampel fixed broadband, maka muncul gambar serupa, di mana Biznet dan My Republic mengungguli Telkom dan First Media.
Ada korelasi positif yang jelas antara performa jaringan tetap (fixed) dan sentimen konsumen di pasar fixed broadband Indonesia. Berdasarkan rata-rata (mean) Peringkat Bintang 5 Speedtest di pasar, Biznet menjadi operator tetap (fixed) dengan peringkat teratas di K3-K4 2021 dan skor 3,9, sedangkan First Media menempati posisi terakhir dengan skor 2,8.
erlepas dari tujuan Rencana Broadband Indonesia untuk meningkatkan kecepatan diseluruh Indonesia, tetap terjadi sejumlah kesenjangan ditingkat regional dalam hal median kecepatan unduh dan unggah. Bagi sebagian besar wilayah di Indonesia, kecepatan unduh menunjukkan adanya sedikit variasi, berkisar antara 16 Mbps dan 20 Mbps. Namun terdapat beberapa pencilan (outlier). Bali, sebagai hotspot wisata dan berkembang menjadi tujuan populer bagi pekerja nomaden digital, dan Jakarta, sebagai ibukota Indonesia, menempati dua posisi teratas secara nasional selama K3-K4 2021, dengan kecepatan unduh masing-masing 22,77 Mbps dan 21,92 Mbps.
Sementara itu, dua wilayah terpadat di negeri ini, Jawa Timur dan Tengah, menghasilkan median kecepatan unduh terendah, masing-masing 15,34 Mbps dan 15,17 Mbps. Kecepatan unggah diseluruh pasar menunjukkan variasi yang lebih banyak, mulai dari tertinggi 17,47 Mbps di Bali, hingga terendah 3,97 Mbps di Bengkulu.
Biznet adalah penyedia broadband fixed tercepat di Jakarta, ibukota Indonesia, selama K3-K4 2021, dengan kecepatan yang hampir simetris untuk median unduh (42,59 Mbps) dan unggah (41,22 Mbps). Disusul oleh MyRepublic, dengan kecepatan unduh 32,47 Mbps dan unggah 25,46 Mbps, serta CBN yang juga mencapai kecepatan simetris sekitar 28 Mbps. Performa Wi-Fi untuk tiga provider lainnya, First Media, Telkom, dan MNC Play justru tertinggal, di mana First Media dan Telkom mencapai kecepatan unggah jauh di bawah pesaing, keduanya kurang dari 10 Mbps.
Satu dari tiga sampel Speedtest untuk penyedia CBN menggunakan Wi-Fi 5 GHz, yang terbesar diantara seluruh operator di Jakarta. Biznet, MyRepublic, dan First Media menyusul, sementara Telkom dan MNC Play menunjukkan sampel terendah dengan menggunakan Wi-Fi 5 GHz.
Di Banten, provinsi paling barat di Pulau Jawa, Biznet menjadi penyedia tercepat melalui Wi-Fi. Biznet telah memperluas jangkauannya di wilayah ini, dan memperoleh sampel yang cukup (lebih dari 3% dari pasar) untuk dimasukkan sebagai penyedia teratas dalam analisis kami di Banten. Biznet mencatat median kecepatan unduh 42,73 Mbps dan unggah 41,32 Mbps.
Biznet juga memimpin di wilayah tersebut dalam penggunaan Wi-Fi 5 GHz, pada 29% sampel. MyRepublic mengekor dengan kecepatan unduh 37,60 Mbps dan unggah 23,84 Mbps, sehingga tampak berbeda dari Telkom dan First Media.
Sebagai wilayah terpadat di Indonesia, Jawa Barat memiliki lebih banyak penyedia yang memenuhi ambang batas statistik minimal untuk dimasukkan dalam analisis kami. Biznet sekali lagi menjadi penyedia tercepat yang menggunakan Wi-Fi, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat daripada di wilayah cakupan lainnya, pada 36,18 Mbps untuk median unduh dan 35,76 Mbps untuk kecepatan unggah. MyRepublic menjadi operator diurutan kedua untuk kecepatan unduh, mencatat 29,57 Mbps, diikuti oleh Telkom, StarNet, dan First Media.
Para penyedia jaringan di Jawa Barat umumnya meraih kecepatan yang lebih lambat daripada di daerah lain, dan distribusi sampel Wi-Fi antara 2,4 GHz dan 5 GHz juga condong lebih jauh ke arah 2,4 GHz daripada di tempat lain, di mana First Media, Telkom, dan StarNet semuanya merekam sekitar 85% sampel pada 2,4 GHz.
Di Jawa Tengah, berbedar dari sebagian besar wilayah Indonesia lainnya, MyRepublic mengungguli Biznet pada median kecepatan unduh Wi-Fi, mencapai 29,11 Mbps selama K3-K4 2021. Biznet menyusul dengan kecepatan unggah 25,85 Mbps, namun sekaligus mencatat kecepatan unggah tercepat 18,95 Mbps. Telkom menyusul dengan kecepatan unduh 16,39 Mbps, sedangkan PT Global Media Data Prima jauh tertinggal dari wilayah lainnya dengan median kecepatan unduh 3,81 Mbps. Penyedia ini juga mencatat proporsi terendah sampel Wi-Fi menggunakan 5 GHz, hanya 5%.
Jawa Timur kembali hadir untuk Biznet sebagai penyedia dengan performa tercepat melalui Wi-Fi, dengan median kecepatan unduh 33,11 Mbps dan kecepatan unggah 29,34 Mbps. Selanjutnya diikuti oleh MyRepublic dalam hal kecepatan unduh dengan 27,75 Mbps. Telkom dan First Media berada diurutan berikutnya dengan kecepatan unduh masing-masing 15,68 Mbps dan 14,39 Mbps, sementara kecepatan unggah mereka tertinggal jauh di belakang saingan-saingan mereka.
Distribusi Wi-Fi menunjukkan hal yang senada, dimana Telkom dan First Media mencetak persentase sampel terendah pada 5 GHz, masing-masing sebesar 16% dan 14%.
Bali merupakan wilayah yang paling kompetitif pada analisis ini dalam hal kecepatan tertinggi diantara para penyedia, dengan tiga penyedia semuanya merekam median kecepatan unduh dan unggah serupa yang mendekati 40 Mbps. Kami tidak dapat menyatakan pemenang statistik berdasarkan median kecepatan unduh Wi-Fi, dengan kecepatan unduh MTM Bali dan GlobalXtreme dalam kisaran yang sama, meskipun kecepatan unggah GlobalXtreme terbukti lebih cepat.
GlobalXtreme juga mencatat persentase tertinggi dari sampel Wi-Fi 5 GHz, pada 35% dari total, jauh melampaui persaingan, dengan para operator yang lain mencapai 20% atau kurang.
Penetrasi fixed broadband dalam lingkup rumah tangga di Indonesia tetap rendah, di bawah 20% menurut sebagian besar perkiraan. Internet seluler tetap menjadi teknologi akses yang dominan di pasar, tetapi peralihan ke opsi bekerja dan belajar di rumah sebagai akibat dari pandemi COVID-19 telah mendorong lebih banyak rumah tangga untuk berlangganan layanan fixed broadband. Persaingan semakin meningkat di pasar, dimana para pemain yang lebih kecil seperti Biznet dan MyRepublic aktif meluncurkan jaringan dan menargetkan keuntungan dari Telkom, yang masih mempertahankan pangsa pasar mayoritas koneksi broadband. Berita yang muncul baru-baru ini yang menyatakan bahwa Axiata Group dan anak perusahaannya di Indonesia, XL Axiata, telah menandatangani perjanjian yang tidak mengikat untuk mengakuisisi mayoritas saham penyedia broadband Indonesia, LinkNet, menjadi bukti lebih lanjut bahwa para penyedia melihat adanya peluang besar untuk pertumbuhan. Kami berharap hal ini akan membantu mempercepat peluncuran jaringan dan penyediaan layanan broadband bundel yang lebih canggih di pasar, yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan kecepatan fixed broadband Indonesia, terutama di wilayah-wilayah padat penduduk yang diulas pada artikel ini.
Semoga artikel ini membantu anda lebih memahami jaringan internet. Jangan sungkan tinggalkan komentar di bawah jika anda memiliki pertanyaan. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Sumber : https://www.ookla.com/articles/indonesia-fixed-broadband-network-performance-q3-q4-2021-2
Dalam era digital yang semakin maju, akses internet menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Salah satu…
Internet telah menjadi kebutuhan vital di era modern ini, memberikan akses informasi, komunikasi, dan hiburan…
Set-Top Box (STB) adalah perangkat yang telah lama digunakan untuk mengubah televisi konvensional menjadi pusat…
Pengenalan: Server STB (Set-Top Box) adalah perangkat yang digunakan untuk mengelola konten dan layanan televisi…
Sebelum memulai, penting untuk diketahui bahwa mengakses internet gratis dengan menggunakan VPN bukanlah praktik yang…
Sebelum memulai tutorial ini, pastikan bahwa STB Anda telah membuka akses root, karena Anda membutuhkan…